ASAL MULA “BOYOLALI”
Setelah melakukan kesalahan dan melanjutkan perjalanan ke timur, dijalan
sang Nyai Kaliwungu menyesali mengapa harus mebawa perhiasan yang banya. Beliau
ingin melupakan masalah perampokan yang terjadi di Salatiga kemarin. Beliau pun
berguman sepanjang jalan … MBOYOLALI YA MBOKYOLALI YA… (dalam bahasa Indonesia
semoga lupa. Semoga lupa) dan terdengar oleh Kyai Pandanaran. Maka berkatlah
sang Kyai Pandanaran : mengko yen kene iki dadi rejo tak jenengi kutha iki
kutho Boyolali (dalam bahasa Indonesia kira kira begini: nanti kalo daerah ini
menjadi ramai dan menjadi kota, ku namakan kota ini kota boyolali)
Dan karena masih agak jengkel dengan Nyi Kaliwungu maka Ki
Pandanaran mepercepat langkahnya. Karena ketinggalan, Nyi Kaliwungu bertanya
pada penduduk sekitar dimanakah Ki Pandanaran? Ooo teras… kata penduduk
sekitar… (teras adalah bahasa halus untuk terus dalam bahasa jawa), akhirnya
tempat tersebut menjadi sebuah kecamatan di daerah Boyolali dengan nama Teras.
Nyi Kaliwungu terus mengejar Ki Pandanaran dan bertemulah mereka. Kedatangan
mereka disambut ramah oleh masyarakat sekitar dengan menaruh segentong air di
pinggir jalan dimana itu adalah jalan yang di lalui oleh Ki Pandanaran dan Nyi
Kaliwungu. Maka tempat itu diberi nama Banyudono yang merupakan kecamatan di
Boyolali
Seiring beralannya waktu akhirnya rombongan Kyai Pandanaran
bermukin di Klaten, dan tepatnya di Tembayat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar